- Morfologi tanaman
Artocarpus communis (sukun) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan Indonesia. Ketinggian tanaman ini bias mencapai 20 meter (Mustafa, A.M., 1998). Di pulau Jawa tanaman ini dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai bahan makanan alternatif (Heyne K, 1987). Sukun bukan buah bermusim meskipun bias anya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun (Mustafa, A.M.,1998)
- Klasifikasi tanaman
Tanaman sukun memiliki tatanan taksonomi yaitu menduduki kerajaan plantae termasuk dalam filum magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo rosales, famili moraceae, genus artocarpus, dan merupakan spesies Artocarpus altilis
c. Cholestea
Selama ini, pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah dengan menggunakan obat-obatan sintetik. Obat sintetik cenderung harganya mahal dan memiliki efek samping bila dikonsumsi. Hal tersebut mendorong berbagai usaha mencari alternatif penggunaan obat tradisional yang berasal dari tanaman obat.
Cholestea merupakan minuman kesehatan yang dibuat dari daun sukun. menurut Ir. Sutrisno Koswara, MSi, Hampir seluruh bagian tanaman sukun dapat dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia. Daun sukun yang telah kuning dapat dibuat minuman untuk obat penyakit tekanan darah tinggi dan kencing manis, karena mengandung phenol, quercetin dan champorol dan juga dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat penyembuh kulit yang bengkak atau gatal.
Daun sukun diyakini mengandung beberapa zat berkhasiat seperti asam hidrosianat, asetilkolin, tanin, riboflavin, dan sebagainya. Zat-zat ini juga mampu mengatasi peradangan, untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja ginjal, sebagai penurun kolesterol, sekaligus cocok untuk menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung.
Selain baik untuk ginjal, daun sukun ternyata juga jitu untuk meredam laju kolesterol jahat dalam darah. Seperti yang dialami oleh Imron. Menurutnya, setelah dua minggu, daun sukun mampu menurunkan kadar kolesterol darahnya. Ramuannya sama dengan untuk ginjal, hanya ditambah bangle. Campuran segenggam daun sukun yang telah dikeringkan dan bangle diseduh dengan air panas, seperti halnya membuat teh. Diminum setiap hari sebagai pengganti teh. Bambang Indro Mardi, ahli tanaman obat sekaligus pengobat alternatif dari Jakarta, mengakui bahwa daun sukun memiliki beragam manfaat untuk menjaga maupun meningkatkan kinerja ginjal, sebagai penurun kolesterol, sekaligus cocok untuk menjaga kesehatan pembuluh darah maupun jantung. (Adiraga,2007)
Daftar Pustaka
Anonim, 2010, Sukun, http://id.wikipedia.org/wiki/Sukun, diakses tanggal 21 Mei 2010
Adiraga, 2007, Daun Sukun Penyelamat Ginjal, http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/
cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybermed|4|0|3|102 diakses tanggal 21 Mei 2010.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta .
Koswara, sutrisno, 2006, Potensi Sukun Sebagai Cadangan Pangan Nasional, ebookpangan.com 2006 diakses tanggal 15 Mei 2010.
Mustafa, A.M., 1998, Isi Kandungan Artocarpus communis, Food Science, 9:23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar